Sia 201017
TEORI
1. Jaringan WLAN dapat bekerja dalam dua mode
I.
Mode
Ad-Hoc
Mode ad-hoc sering disebut
sebagai jaringan peer to peer atau disebut juga jaringan point to point. Mode
ad-hoc memungkinkan hubungan antar komputer pada jaringan WLAN tanpa melalui
suatu access point. Tidak seperti pada jaringan kabel yang mana jaringan point
to point hanya berlangsung antara dua komputer, jaringan point to point pada
jaringan WLAN dapat dilakukan oleh tiga komputer secara bersama. Semua komputer
dapat berhubungan secara langsung dan menggunakan sumber daya yang ada secara
bersama. Pada jaringan point to point, masing-masing komputer cukup dipasang
kartu WLAN dan tidak diperlukan peralatan lain. Pada jaringan ini, hanya
dimungkinkan terjadinya hubungan antar komputer dalam kelompokjaringan tersebut
dan tidak dapat untuk mengakses jaringan lain kecuali salah satu komputer
difungsikan sebagai bridge. Jikajumlah komputer sudah mencapai tiga dan ada
komputer lain yang ingin masuk pada jaringan ini, maka biasanya tidak akan
berhasil sampai salah satu dari komputer yang ada memutuskan hubungan dengan
jaringan. Intinya, pada jaringan point to point WLAN hanya diijinkan untuk
hubungan antar tiga komputer.
II.
Mode
Infrastuktur
Jaringan WLAN yang bekerja
pada mode ad-hoc hanya dibatasi untuk hubungan antar tiga komputer. Untuk
menghubungkan banyak komputer, jaringan WLAN harus dijalankan menggunakan mode
infrastruktur. Untuk menyusun jaringan WLAN yang bekerja pada mode
infrastruktur diperlukan peralatan tambahan berupa wireless access point (WAP)
atau disebut secara singkat dengan access point. Access point berlaku seperti
hub atau switch pada jaringan kabel, sehingga access point akan menjadi
pusat darijaringanWLAN.
2. POE (Power Over Ethernet)
Power Over Ethernet
POE (Power Over Ethernet) mengacu pada infrastruktur kabel yang ada tanpa
perubahan apapun dalam kasus terminal berbasis IP dapat mengirimkan sinyal data
pada saat yang sama, tetapi juga untuk memberikan catu daya DC peralatan
sepertiteknologi.teknologi POE saat menggunakan kabel Ethernet biasa untuk
mengirimkan sinyal Ethernet dan daya DC, integrasi daya dan data pada sistem
kabel yang sama dalam memastikan keselamatan yang ada terstruktur kabel sambil
menjamin operasi normal dari jaringan yang ada. POE bisa menyimpan banyak
sumber daya, dengan standar 802.3af IEEE untuk mendirikan sejumlah besar
aplikasi dengan cepat muncul, termasuk titik akses Bluetooth, printer jaringan,
telepon IP, kamera web, jembatan nirkabel, akses pembaca kartu kendalidan
sistem pemantauan.
Ini membawa
kita inspirasi yang besar, jika standar tambahan yang diusulkan, kabel sistem
yang terintegrasi yang membawa sinyal akan lebih beragam, proses mempromosikan
jaringan akan membuat sistem kabel terintegrasi dengan namanya.
3.
Permasalahan
yang sering muncul pada pemasangan maupun setelah pemasangan jaringan berbasis
luas atau wireles
I.
Jarak dan ganguan cuaca yang akan menggangu
frekuensi 2,4 Mhz menjadi lemah, yang harusnya mendapatkan signal 80–95 %.
contoh Wan yang akan kita ambil adalah system RT/RW net,dimana system ini sudah
berkembang di beberapa kawasan di Indonesia.Serta beberapa trik untuk merawat
dan mengamankan perangkat– perangkat Wan ( wide area network).
II.
Tegangan Listrik Tegangan listrik dapat
menyebabkan ganguan apabila tegangan yang dihasilkan tidak stabil, sering
terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari sumber PLN. Haltersebut sangat
mempengaruhi dikarenakan semua peralatan yang kita gunakan bersumber pada
listrik. Sumber listrik yang kita gunakan tidak baik atau tidak stabil,dapat
menyebabkan peralatan yang kita gunakan mudah rusak. Perangkat wirelessyang
kita gunakan sering mati mendadak karena sumber listrik mati dapatmenyebabkan
perangkat WireLess yang kita gunakan akan cepat rusak. Sehinga akanmempengaruhi
jaringan apabila terjadi kerusakan pada Wirelesss/radio workstation maupun di
rooter server.
III.
Mati atau tidak berfungsinya komponen pada
perangkat wirelessMati atau tidak berfungsinya komponen pendukung perangkat
WireLess disebabkanoleh ganguan Petir ( gangguan alam), terjadi dikarenakan
factor alam dan petir disaat cuaca hujan dan angin kencang yang menyebabkan
perangkat akan terbakar juga pemakaian yang terlalu lama tanpa adanya perawatan
yang berkala.
IV.
Perangkat Software, Ganguan juga dapat terjadi
dari software yang ada di Server atauPC client,ganguan ini bisa disebabkan oleh
tidak jalannya aplikasi di wireless, konflik IP ( Internet Protocol ),tidak
jalannya proses proxy server pada server, dan masih banyak lagi jenis ganguan
software lainnya, solusinya adalah Admin harus menguasaistandart server dan
client.
4. Karena
dengan Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless
dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone
kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional.
Keuntungan yang bisa kelihatan dari WirelessDistribution Systemdibanding solusi
lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System,header MAC address
dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak seperti
pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang
selalu menggunakan MACaddress pada hop berikutnya .
Perbedanan
antara WDS Mode Bridge dengan Mode Repeater yaitu kalo Bridge mode Untuk
aplikasi bridge mode, wireless LAN biasanya digunakan untuk menghubungkan
antar-LAN (LAN to LAN) yang saling terpisah karena jarak antar gedung tidak
terlalu jauh (ratusan meter) maka wireless LAN dapat sebagai alternative
solusi. Konfigurasi jaringan tersebut dilakukan dengan memakai 2 AP, satu
sebagai AP dan pasangannya dilakukan sebagai AP clien.
Cara
setting sebagai model bridge mode adalah :
a.
Pilih AP sebagai fungsi bridge
b.
Dua AP yang digunakan sebagai bridge dimaksud
harus dikonfigurasi dengan SSID dan
channel frekuensi yang sama
c.
Sedangkan untuk WDS mode repater WDS dapat di
bangun dalam beberapa konfigurasi, point-to-point; point-to-multipoint; dan WDS
repeater.
PRAKTEK
Dari kondisi luasnya area,
dengan menggunakan IP sekelas untuk
mengcover frekuensi wifinya ke seluruh area sesuai denah di atas.
Kita gunakan Acces Point di
ruang server lantai 2 menggunakan Acces Point Out Door jenis Ubiquiti
NanoBridge-M5 200mW + Solid Antenna 25dBi yang mampu menjangkau 4-7 km
sedangkan di daerah belakang sekolah menggunakan Acces Point yg sama dgn
Mode Repeater diletakan saling
membelakangi 120 derajat jika 3 buah repeater di gabungkan maka akan membentuk sudut 360 derajat sehingga
semua area dapat tercover signal wifi dan untuk menjangakau di wilayah
sekolah cukup menggunakan dua buah acces point in door mode repeater menggunakan jenis Seri TL-WA5110G alat ini
mampu menjangkau kurang lebih 50 km. Untuk mengatasi jika ada gangguan cara penyetingannya semua repeater di arahkan
ke acces point di ruangan server dengan meng Attack Mac Addres tentunya dengan
menggunakan IP sekelas dengan membedakan HOST ID dari setiap acces point .
Alat-alat yang akan di gunakan
Ø Alat ( C,D,E,F ) pada master plant diatas
menggunakan
Produk
inovatif dari Ubiquiti Networks. Antena dan Radio Access Point dalam satu paket.
Bekerja pada frekwensi 5.8Ghz. Antena Solid Dish dengan gain 25dBi. Diperkuat
dengan radio AP 5.8Ghz 200mW. Sangat cocok untuk koneksi Point to Point jarak
jauh.
TP-Link
Mengeluarkan Produk baru Seri TL-WA5110G dengan kemampuan jarak bagus, feature
yang dimiliki produk ini sudah memiliki power 400MA, didukung AP Client, AP
Router dan mode operasional AP, High output daya transmisi dan penerimaan yang
optimal, dilengkapi dengan adanya Passive ( POE) Power over Ethernet yang
berfungsi untuk mengalirkan listrik melalui kabel Ethernet atau kabel UTP/STP,
feature menarik lainnya dari produk ini sudah menyediakan throughput, yang
berfungsi menunjukkan monitor throughput wireless saat ini, didukung dengan
adanya WISP Mode (PPPoE client on wireless interface), didukung dengan wireless
Distribution System (WDS) yang berfungsi sebagai perluasan coverage area
jaringan wireless , bisa direfrensikan sebagai mode repeater karena dia bisa
tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless clients pada saat bersamaan
dengan memanggil Mac Address, TP-Link TL-WA5110G sudah dilengkapi Antenna
Alignment, mendukung Layer 2 User Isolation, Ping Watch Dog, Link Speed Test,
Remote Management dan didukung PPPoE, Dynamic IP, Static IP Internet Access,
Built-in NAT dan DHCP server yang mendukung Alamat Reservasi, mendukung Dynamic
DNS, Static Routing, VPN Pass-through, dan didukung Virtual Server, Special
Application dan DMZ host, TP-Link TL-WA5110G menyediakan susunan keamanan
dengan menggunakan 64/128/152-bit WEP, WPA/WPA2, WPAPSK/WPA2-PSK dan TKIP / AES
enkripsi WLAN ACL (Access Control List) dan didukung configuration
backup/restore and firmware upgrades,. TP-Link TL-WA5110G didesign khusus untuk
para pengguna yang menginginkan jarak jangkauan hingga 50Km.
PENGATURAN IP PADA MASING-MASING ACCES POINT :
A. Acces point mode repeater in
door dengan ip address:192.168.1.5 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna
omni 360 derajat.
B. Acces point mode repeater in
door dengan ip address:192.168.1.6 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna
omni 360 derajat.
C. Acces point utama out door
dengan ip address :192.168.1.1 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna
sektoral 120 derajat
D. Acces point mode repeater out door dengan ip address:192.168.1.2
subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna sektoral 120 derajat.
E. Acces point mode repeater
out door dengan ip address:192.168.1.3 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis
antenna sektoral 120 derajat.
F. Acces point mode repeater
out door dengan ip address:192.168.1.4 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis
antenna sektoral 120 derajat