Senin, 06 Agustus 2012

UJIAN AKHIR SEMESTER IV JARINGAN KOMPUTER

Khusnul Yaqin
Sia 201017

TEORI

1.     Jaringan WLAN dapat bekerja dalam dua mode
     I.        Mode Ad-Hoc
Mode ad-hoc sering disebut sebagai jaringan peer to peer atau disebut juga jaringan point to point. Mode ad-hoc memungkinkan hubungan antar komputer pada jaringan WLAN tanpa melalui suatu access point. Tidak seperti pada jaringan kabel yang mana jaringan point to point hanya berlangsung antara dua komputer, jaringan point to point pada jaringan WLAN dapat dilakukan oleh tiga komputer secara bersama. Semua komputer dapat berhubungan secara langsung dan menggunakan sumber daya yang ada secara bersama. Pada jaringan point to point, masing-masing komputer cukup dipasang kartu WLAN dan tidak diperlukan peralatan lain. Pada jaringan ini, hanya dimungkinkan terjadinya hubungan antar komputer dalam kelompokjaringan tersebut dan tidak dapat untuk mengakses jaringan lain kecuali salah satu komputer difungsikan sebagai bridge. Jikajumlah komputer sudah mencapai tiga dan ada komputer lain yang ingin masuk pada jaringan ini, maka biasanya tidak akan berhasil sampai salah satu dari komputer yang ada memutuskan hubungan dengan jaringan. Intinya, pada jaringan point to point WLAN hanya diijinkan untuk hubungan antar tiga komputer. 
   II.        Mode Infrastuktur
Jaringan WLAN yang bekerja pada mode ad-hoc hanya dibatasi untuk hubungan antar tiga komputer. Untuk menghubungkan banyak komputer, jaringan WLAN harus dijalankan menggunakan mode infrastruktur. Untuk menyusun jaringan WLAN yang bekerja pada mode infrastruktur diperlukan peralatan tambahan berupa wireless access point (WAP) atau disebut secara singkat dengan access point. Access point berlaku seperti hub atau switch pada  jaringan  kabel, sehingga access point akan menjadi pusat darijaringanWLAN.
2.       POE (Power Over Ethernet)
Power Over Ethernet POE (Power Over Ethernet) mengacu pada infrastruktur kabel yang ada tanpa perubahan apapun dalam kasus terminal berbasis IP dapat mengirimkan sinyal data pada saat yang sama, tetapi juga untuk memberikan catu daya DC peralatan sepertiteknologi.teknologi POE saat menggunakan kabel Ethernet biasa untuk mengirimkan sinyal Ethernet dan daya DC, integrasi daya dan data pada sistem kabel yang sama dalam memastikan keselamatan yang ada terstruktur kabel sambil menjamin operasi normal dari jaringan yang ada. POE bisa menyimpan banyak sumber daya, dengan standar 802.3af IEEE untuk mendirikan sejumlah besar aplikasi dengan cepat muncul, termasuk titik akses Bluetooth, printer jaringan, telepon IP, kamera web, jembatan nirkabel, akses pembaca kartu kendalidan sistem pemantauan.
Ini membawa kita inspirasi yang besar, jika standar tambahan yang diusulkan, kabel sistem yang terintegrasi yang membawa sinyal akan lebih beragam, proses mempromosikan jaringan akan membuat sistem kabel terintegrasi dengan namanya.
3.     Permasalahan yang sering muncul pada pemasangan maupun setelah pemasangan jaringan berbasis luas atau wireles
               I.        Jarak dan ganguan cuaca yang akan menggangu frekuensi 2,4 Mhz menjadi lemah, yang harusnya mendapatkan signal 80–95 %. contoh Wan yang akan kita ambil adalah system RT/RW net,dimana system ini sudah berkembang di beberapa kawasan di Indonesia.Serta beberapa trik untuk merawat dan mengamankan perangkat– perangkat Wan ( wide area network).
              II.        Tegangan Listrik Tegangan listrik dapat menyebabkan ganguan apabila tegangan yang dihasilkan tidak stabil, sering terjadi naik dan turun atau mati mendadak dari sumber PLN. Haltersebut sangat mempengaruhi dikarenakan semua peralatan yang kita gunakan bersumber pada listrik. Sumber listrik yang kita gunakan tidak baik atau tidak stabil,dapat menyebabkan peralatan yang kita gunakan mudah rusak. Perangkat wirelessyang kita gunakan sering mati mendadak karena sumber listrik mati dapatmenyebabkan perangkat WireLess yang kita gunakan akan cepat rusak. Sehinga akanmempengaruhi jaringan apabila terjadi kerusakan pada Wirelesss/radio workstation maupun di rooter server.
            III.        Mati atau tidak berfungsinya komponen pada perangkat wirelessMati atau tidak berfungsinya komponen pendukung perangkat WireLess disebabkanoleh ganguan Petir ( gangguan alam), terjadi dikarenakan factor alam dan petir disaat cuaca hujan dan angin kencang yang menyebabkan perangkat akan terbakar juga pemakaian yang terlalu lama tanpa adanya perawatan yang berkala.
            IV.        Perangkat Software, Ganguan juga dapat terjadi dari software yang ada di Server atauPC client,ganguan ini bisa disebabkan oleh tidak jalannya aplikasi di wireless, konflik IP ( Internet Protocol ),tidak jalannya proses proxy server pada server, dan masih banyak lagi jenis ganguan software lainnya, solusinya adalah Admin harus menguasaistandart server dan client.
4.      Karena dengan Wireless Distribution System (WDS) memungkinkan jaringan wireless dikembangkan menggunakan beberapa access point tanpa harus memerlukan backbone kabel jaringan untuk menghubungkan mereka, seperti cara tradisional. Keuntungan yang bisa kelihatan dari WirelessDistribution Systemdibanding solusi lainnya adalah bahwa dengan Wireless Distribution System,header MAC address dari paket traffic tidak berubah antar link access point. tidak seperti pada proses encapsulation misalnya pada komunikasi antar router yang selalu menggunakan MACaddress pada hop berikutnya .
Perbedanan antara WDS Mode Bridge dengan Mode Repeater yaitu kalo Bridge mode Untuk aplikasi bridge mode, wireless LAN biasanya digunakan untuk menghubungkan antar-LAN (LAN to LAN) yang saling terpisah karena jarak antar gedung tidak terlalu jauh (ratusan meter) maka wireless LAN dapat sebagai alternative solusi. Konfigurasi jaringan tersebut dilakukan dengan memakai 2 AP, satu sebagai AP dan pasangannya dilakukan sebagai AP clien.
Cara setting sebagai model bridge mode adalah :
a.       Pilih AP sebagai fungsi bridge
b.      Dua AP yang digunakan sebagai bridge dimaksud harus dikonfigurasi dengan  SSID dan channel frekuensi yang sama 
c.       Sedangkan untuk WDS mode repater WDS dapat di bangun dalam beberapa konfigurasi, point-to-point; point-to-multipoint; dan WDS repeater.
5.       Hubungan antara kekuatan daya dari AP yang di terima atai di pancarkan dengan polarisasi yaitu kita harus memperhatikan posoisi ruangan dan kondisi banguna yang akan kita pasang seperti apa. Hal ini untuk mempermudah pemasangan AP dengan antena pemacar sehingga sinyal yang di hasilakan akan tersebar luas secara merata. Karena dengan penepatan yang baik maka hasil pacaran dan yang di terima juga akan maksimal.


PRAKTEK

Dari kondisi luasnya area, dengan menggunakan IP sekelas  untuk mengcover frekuensi wifinya ke seluruh area sesuai denah di atas.
Kita gunakan Acces Point di ruang server lantai 2 menggunakan Acces Point Out Door jenis Ubiquiti NanoBridge-M5 200mW + Solid Antenna 25dBi yang mampu menjangkau  4-7 km  sedangkan di daerah belakang sekolah menggunakan Acces Point yg sama dgn Mode Repeater  diletakan saling membelakangi 120 derajat jika 3 buah repeater di gabungkan  maka akan membentuk sudut 360 derajat  sehingga  semua area dapat tercover signal wifi dan untuk menjangakau di wilayah sekolah cukup menggunakan dua buah acces point in door mode repeater  menggunakan jenis Seri TL-WA5110G alat ini mampu menjangkau kurang lebih 50 km. Untuk mengatasi jika ada gangguan  cara penyetingannya semua repeater di arahkan ke acces point di ruangan server dengan meng Attack Mac Addres tentunya dengan menggunakan IP sekelas dengan membedakan HOST ID dari setiap acces point .
Alat-alat  yang akan di gunakan
Ø  Alat ( C,D,E,F ) pada master plant diatas menggunakan
“ Ubiquiti NanoBridge-M5 200mW + Solid Antenna 25dBi ”
Produk inovatif dari Ubiquiti Networks. Antena dan Radio Access Point dalam satu paket. Bekerja pada frekwensi 5.8Ghz. Antena Solid Dish dengan gain 25dBi. Diperkuat dengan radio AP 5.8Ghz 200mW. Sangat cocok untuk koneksi Point to Point jarak jauh.
Ø  Alat ( A,B ) pada master plant diatas menggunakan “ TP-LINK TL-WA5110G
TP-Link Mengeluarkan Produk baru Seri TL-WA5110G dengan kemampuan jarak bagus, feature yang dimiliki produk ini sudah memiliki power 400MA, didukung AP Client, AP Router dan mode operasional AP, High output daya transmisi dan penerimaan yang optimal, dilengkapi dengan adanya Passive ( POE) Power over Ethernet yang berfungsi untuk mengalirkan listrik melalui kabel Ethernet atau kabel UTP/STP, feature menarik lainnya dari produk ini sudah menyediakan throughput, yang berfungsi menunjukkan monitor throughput wireless saat ini, didukung dengan adanya WISP Mode (PPPoE client on wireless interface), didukung dengan wireless Distribution System (WDS) yang berfungsi sebagai perluasan coverage area jaringan wireless , bisa direfrensikan sebagai mode repeater karena dia bisa tampak sebagai Bridge dan juga menerima wireless clients pada saat bersamaan dengan memanggil Mac Address, TP-Link TL-WA5110G sudah dilengkapi Antenna Alignment, mendukung Layer 2 User Isolation, Ping Watch Dog, Link Speed Test, Remote Management dan didukung PPPoE, Dynamic IP, Static IP Internet Access, Built-in NAT dan DHCP server yang mendukung Alamat Reservasi, mendukung Dynamic DNS, Static Routing, VPN Pass-through, dan didukung Virtual Server, Special Application dan DMZ host, TP-Link TL-WA5110G menyediakan susunan keamanan dengan menggunakan 64/128/152-bit WEP, WPA/WPA2, WPAPSK/WPA2-PSK dan TKIP / AES enkripsi WLAN ACL (Access Control List) dan didukung configuration backup/restore and firmware upgrades,. TP-Link TL-WA5110G didesign khusus untuk para pengguna yang menginginkan jarak jangkauan hingga 50Km.

 PENGATURAN IP PADA MASING-MASING ACCES POINT :
A.  Acces point mode repeater in door dengan ip address:192.168.1.5 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna omni 360 derajat.
B.  Acces point mode repeater in door dengan ip address:192.168.1.6 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna omni 360 derajat.
C. Acces point utama  out door dengan ip address :192.168.1.1 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna sektoral 120 derajat
D. Acces point mode repeater out door dengan ip address:192.168.1.2 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna sektoral 120 derajat.
E.  Acces point mode repeater out door dengan ip address:192.168.1.3 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna sektoral 120 derajat.
F.  Acces point mode repeater out door dengan ip address:192.168.1.4 subnet mask 255.255.255.0 dgn jenis antenna sektoral 120 derajat